pengen curhat nih :) gapapa ngga ada respon juga yang penting cerita , gapapa juga kalo ga ada yang baca yang penting ceritaaaaaa :) hehe udah ah cerita aja langsuung gue selalu aja mikir apa sih artinya bahagia , ada yang tau ? (gue nanya siapa tau aje ada yang baca ni post) apasih bahagia ? ko gue ngga pernah tau artinya karna gue emang ngga pernah ngerasainnya , mungkin ato emang iya ga pernah , apa gue ga pantes ngedapetin bahagia gitu ? tapi sampe sekarang aja gue juga masi nanya aja bahagia itu apasii ? ada nih yang bilang kaya gini
Kebahagiaan, seperti halnya kebenaran, keadilan, keindahan, kebaikan, adalah nilai kualitas. Kebahagiaan dan kebaikan itu hanya terasakan adanya. Manusia merasakan kebaikan dan kebahagiaan orang lain. Manusia tidak menyadari kebaikan dan kebahagiaannya sendiri. Manusia selalu merasa kurang baik dan kurang bahagia meskipun orang lain mengatakannya sebagai baik dan bahagia.
Sebagaimana kata sifat yang lain, bahagia berada di luar pengalaman manusia. Bahagia itu terlalu besar dan terlalu luas bagi manusia. Bahagia itu berada di luar manusia, tak terbatas. Karena tak terbatas, maka kehadirannya pada manusia juga hanya bagian-bagiannya saja. Keindahan dan kebaikan juga demikian. Selama hidup di dunia ini manusia tidak mungkin mengalami dan memahami kebahagiaan, keindahan, kebaikan, kebenaran, keadilan, yang absolut dan sebenar-benarnya itu. Kebahagiaan adalah kualitas yang begitu akbar.
Inilah sebabnya orang tidak pernah sepakat tentang suatu rumusan apa yang disebut bahagia. Rumusan tentang suatu kualitas keberadaan selalu merupakan reduksi atau pemiskinan kualitas itu sendiri. Itu semua karena kebahagiaan itu hanya hadir sepotong-sepotong pada manusia.
Manusia itu terbatas oleh kodratnya, dan dengan demikian tak mungkin memasuki kualitas yang tidak terbatas itu. Tidak mengherankan apabila manusia cenderung mempunyai agama. Agama-agama menjanjikan hidup bahagia setelah kematian. Kebahagiaan itu kebahagiaan absolut karena akan bersama Tuhan yang Kebahagiaan, Kebaikan, Keadilan, Keindahan, Kebenaran itu sendiri. Semua tanpa batas. Kita pun tak berani membayangkannya.
Kita hanya dapat percaya. Hanya saja agama-agama tidak menjanjikan hidup di dunia ini selalu bahagia. Pepatah rakyat Yugoslavia mengatakan bahwa Tuhan tidak mencintai manusia yang selalu hidup "bahagia". Atau pepatah China: kalau tidak ada penderitaan, tak mungkin Sang Budha ada.
Penderitaan di dunia, ketidakbahagiaan di dunia, menjadi salah satu syarat menemukan Kebahagiaan Abadi. Dunia ini samudra air mata, begitu sabda Sang Budha. Berbahagialah hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Jadi, untuk tidak bahagiakah manusia hidup? Dan mengapa manusia mengejar apa yang disebut bahagia? Bahagia macam manakah yang ada dalam hidup ini? Apakah hidup bahagia itu sama dengan hidup bersenang-senang? Apakah penderitaan itu juga dapat bahagia?
Ternyata kebahagiaan tidak ada hubungannya dengan kekayaan dan kemiskinan. Kebahagiaan adalah sejenis sikap, suatu cara berpikir dan cara mengada. Kebahagiaan tidak ditentukan oleh hal-hal di luar diri manusia. Kebahagiaan itu ada dalam diri tiap manusia itu sendiri, tinggal memilih apakah saya akan hidup bahagia atau tidak.
Tidak ada bahagia tanpa cinta. Tentu saja berbeda antara cinta dan "cinta". Cinta itu sendiri adalah kualitas, begitu besar dan tanpa batas yang jelas. Tetapi tiap manusia merasakan getaran hadirnya Cinta itu. Celakalah manusia yang hatinya tidak tergetar, nuraninya mati, ketika matanya tidak melihat Cinta, ketika telinganya tidak mendengar lagi Cinta. Hiduplah dalam Cinta seperti engkau lihat Cinta itu hadir di sekitarmu.
Tidak ada bahagia tanpa kebenaran dan kebaikan. Kebenaran dan kebaikan juga kualitas yang dapat jadi masalah kalau dirumuskan secara rasional. Yang benar dan yang baik hanya ada di kepala tiap orang. Suatu perbuatan bisa tidak baik dan tidak benar bagi seseorang, tetapi bisa benar dan baik bagi yang lain. Namun sebagaimana kebahagiaan, kebenaran dan kebaikan adalah kehadiran lewat perbuatan. Bahagialah manusia yang matanya mampu melihat kebaikan dan kebenaran, telinganya mampu mendengar kebaikan dan kebenaran, dan hati nuraninya tergetar oleh apa yang dilihat dan didengarnya.
Hiduplah dalam kebaikan dan kebenaran, karena dosa adalah sumber kedukaan. Celakalah mereka yang mati hati nuraninya terhadap kebaikan dan kebenaran, karena kedukaan mereka akan abadi. Tidak ada kebahagiaan tanpa kegembiraan dan suka cita. Suka cita itu juga kualitas. Bobotnya bisa berbeda-beda. Suka cita sejati adalah kebohongan, penuh permainan, tanpa beban, gratis terberi, dan mencukupi diri sendiri. Humor dan ketawa itu mahal harganya. Sebuah suka cita sanggup melenyapkan seribu duka, begitu pepatah China. Manusia harus berlatih diri untuk dapat menguasai sikap suka cita ini.
Suka cita adalah sikap penuh harapan, optimistik, tanpa beban meskipun berbeban, santai penuh permainan. Dalam permainan, kalah dan menang, berhasil dan kegagalan, hanyalah masalah waktu. Untuk itu diperlukan kesabaran, menerima apa yang memang tak terelakkan, karena manusia memang memiliki batas.
Tidak ada bahagia tanpa merasa puas atas kecukupannya. Manusia yang tidak pernah merasa puas dan tidak merasa cukup adalah penderitaan. Ibaratnya ular yang mau menelan gajah. Di sini kemiskinan menjamin kebahagiaan. Manusia yang tidak pernah merasa cukup, manusia serakah, tidak akan puas kalaupun harta seluruh dunia menjadi miliknya; kalaupun seluruh umat manusia di bawah perintahnya. Orang begini, surga pun dicelanya. Kritiknya tiada habis karena orang begini tidak mengenal kesempurnaan dan kesederhanaan.
Tidak ada bahagia tanpa kedamaian dan ketenteraman. Ini juga kualitas, kehadirannya hanya bisa diselami, dirasakan, oleh yang mengalaminya. Hati yang damai menikmati semua yang datang padanya, juga penderitaan. Mereka yang menolak sakit, menolak kematian, menolak kekurangan, menolak kegagalan, adalah penderitaan.
Itulah beberapa rumusan rasional tentang hidup bahagia. Jelas ini tidak memadai. Mereka yang bahagia tentu akan merasakan bahwa banyak aspek bahagia tidak disebabkan di sini. Bahagia itu tidak dapat dirumuskan, tidak dapat dikatakan. Ia ada, hadir, tanpa terasa, tetapi memang ada dan terasa bagi orang lain. Mereka yang bahagia tidak akan merasakan berlalunya waktu. Mereka yang bahagia terjebak dalam kekinian, yakni keabadian. Waktu manusia tidak cukup untuk menampung apa yang disebut manusia bahagia.
Mereka yang bahagia, cerdas dalam nurani, dalam spiritualitas. Spiritualitas berarti berkaitan dengan keseluruhan yang lebih luas, lebih dalam, dan lebih kaya, sehingga keterbatasan manusia diletakkan dalam cakrawala baru. Bahagia adalah kreatif, bukan konsumtif.
jadi kesimpulan dari yang diatas itu apa ? gua si kaga ngerti wkakak tapi katanya kalo kita mau liat kebahagiaan kita , kita seharusnya liat kebahagiaan orang lain ? gue selalu nyoba dan nyoba buat bisa bikin orang2 yang gue sayang bahagia, tapi itu semua percuma ! useless ! karena yang gue lakuin pasti aja selalu salah , gue capek kaya gini terus gue cape :'( gue juga nggak tau musti ngapain gue sendiri bingung -_- masalah itu datang lagi datang lagi kapan berentinya ? he intinya gue cape ama gidup gue sendiri i'm so tired of being me ! i wanna be free , i wanna be new and different .anything i'm not ! dari dulu gue selalu coba buat berubah tapi tetep kan nggak bisa malah niat baik gue selalu dianggep yang engga engga ama orang laen jadi gini deh kita itu manusia , manusia itu hidup saling membantu bukan ? jadi bisa kalian bantu gue ? ajarin apa yang gue nggak bisa, ajarin apa yang gue nggak ngerti karena gue itu masih bocah ingusan kan dimata kalian ? yang nggak ngerti apa-apa , egois , dan sebagainya deh yang tiba-tiba masuk ke kehidupan kalian bahkan mungkin ngerusak hidup kalian maafin gue yang udah bikin kacau hidup kalian :'( gue nggak ada maksud sama sekali nggak pernah kepikiran gue mau ngancurin hidup siapapun nggak pernah dan gue juga nggak pernah mau siapapun jadi pembenci gue gue nggak mau itu terjadi karena gue belum tau artinya hidup so please tell me something i don't know ajarin gue caranya berteman dengan baik ajarin gue caranya bersahabat dengan baik ajarin gue caranya bisa ngertiin kalian semua ajarin gue caranya kuat sama masalah-masalah yang gue hadapin ajarin gue caranya hidup yang benar dan sebagainya yang menurut kalian itu baik bantu perbaiki sikap gue yang ancur ini dan semua hal-hal yang jelek dari gue bantu gue nemuin kelebihan gue itu apa dan bantu gue cara mendapatkan kebahagiaan :) gue sangat sangat mengharapkan kalian jadi tolong bantu gue :) tapi itu juga if you want :)
gue udah cukup rapuh sama semua yang gue hadepin gue pengin banget ada yang selalu nyemangatin gue ,kasih gue support kasih gue perhatian, perlakuin gue kaya keluarga kalian sendiri :) tapi apa itu semua cuma mimpi buat gue ? bisa dibilang mimpi besar buat gue apa gue cuma bisa dibilang pemimpi ?
tolong bantu wujudkan mimpi gue ini :) gue pengin banget bisa buat orang lain bangga sama gue bukan buat orang lain benci dan benci lagi sama gue gue ga mau selalu dipandang sebelah mata terus menerus gue juga punya perasaan seengganya orang-orang itu anggap keberadaan gue dengan baik gue itu masih idup ! masih bernyawa dan gue harap kalian semua itu hargain keberadaan gue meskipun keberadaan gue mungkin sangat sangat ganggu kalian , gue minta maaf banget sama kalian did you forget ? that i was even alive !
pengen curhat nih :) gapapa ngga ada respon juga yang penting cerita , gapapa juga kalo ga ada yang baca yang penting ceritaaaaaa :) hehe udah ah cerita aja langsuung gue selalu aja mikir apa sih artinya bahagia , ada yang tau ? (gue nanya siapa tau aje ada yang baca ni post) apasih bahagia ? ko gue ngga pernah tau artinya karna gue emang ngga pernah ngerasainnya , mungkin ato emang iya ga pernah , apa gue ga pantes ngedapetin bahagia gitu ? tapi sampe sekarang aja gue juga masi nanya aja bahagia itu apasii ? ada nih yang bilang kaya gini
Kebahagiaan, seperti halnya kebenaran, keadilan, keindahan, kebaikan, adalah nilai kualitas. Kebahagiaan dan kebaikan itu hanya terasakan adanya. Manusia merasakan kebaikan dan kebahagiaan orang lain. Manusia tidak menyadari kebaikan dan kebahagiaannya sendiri. Manusia selalu merasa kurang baik dan kurang bahagia meskipun orang lain mengatakannya sebagai baik dan bahagia.
Sebagaimana kata sifat yang lain, bahagia berada di luar pengalaman manusia. Bahagia itu terlalu besar dan terlalu luas bagi manusia. Bahagia itu berada di luar manusia, tak terbatas. Karena tak terbatas, maka kehadirannya pada manusia juga hanya bagian-bagiannya saja. Keindahan dan kebaikan juga demikian. Selama hidup di dunia ini manusia tidak mungkin mengalami dan memahami kebahagiaan, keindahan, kebaikan, kebenaran, keadilan, yang absolut dan sebenar-benarnya itu. Kebahagiaan adalah kualitas yang begitu akbar.
Inilah sebabnya orang tidak pernah sepakat tentang suatu rumusan apa yang disebut bahagia. Rumusan tentang suatu kualitas keberadaan selalu merupakan reduksi atau pemiskinan kualitas itu sendiri. Itu semua karena kebahagiaan itu hanya hadir sepotong-sepotong pada manusia.
Manusia itu terbatas oleh kodratnya, dan dengan demikian tak mungkin memasuki kualitas yang tidak terbatas itu. Tidak mengherankan apabila manusia cenderung mempunyai agama. Agama-agama menjanjikan hidup bahagia setelah kematian. Kebahagiaan itu kebahagiaan absolut karena akan bersama Tuhan yang Kebahagiaan, Kebaikan, Keadilan, Keindahan, Kebenaran itu sendiri. Semua tanpa batas. Kita pun tak berani membayangkannya.
Kita hanya dapat percaya. Hanya saja agama-agama tidak menjanjikan hidup di dunia ini selalu bahagia. Pepatah rakyat Yugoslavia mengatakan bahwa Tuhan tidak mencintai manusia yang selalu hidup "bahagia". Atau pepatah China: kalau tidak ada penderitaan, tak mungkin Sang Budha ada.
Penderitaan di dunia, ketidakbahagiaan di dunia, menjadi salah satu syarat menemukan Kebahagiaan Abadi. Dunia ini samudra air mata, begitu sabda Sang Budha. Berbahagialah hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Jadi, untuk tidak bahagiakah manusia hidup? Dan mengapa manusia mengejar apa yang disebut bahagia? Bahagia macam manakah yang ada dalam hidup ini? Apakah hidup bahagia itu sama dengan hidup bersenang-senang? Apakah penderitaan itu juga dapat bahagia?
Ternyata kebahagiaan tidak ada hubungannya dengan kekayaan dan kemiskinan. Kebahagiaan adalah sejenis sikap, suatu cara berpikir dan cara mengada. Kebahagiaan tidak ditentukan oleh hal-hal di luar diri manusia. Kebahagiaan itu ada dalam diri tiap manusia itu sendiri, tinggal memilih apakah saya akan hidup bahagia atau tidak.
Tidak ada bahagia tanpa cinta. Tentu saja berbeda antara cinta dan "cinta". Cinta itu sendiri adalah kualitas, begitu besar dan tanpa batas yang jelas. Tetapi tiap manusia merasakan getaran hadirnya Cinta itu. Celakalah manusia yang hatinya tidak tergetar, nuraninya mati, ketika matanya tidak melihat Cinta, ketika telinganya tidak mendengar lagi Cinta. Hiduplah dalam Cinta seperti engkau lihat Cinta itu hadir di sekitarmu.
Tidak ada bahagia tanpa kebenaran dan kebaikan. Kebenaran dan kebaikan juga kualitas yang dapat jadi masalah kalau dirumuskan secara rasional. Yang benar dan yang baik hanya ada di kepala tiap orang. Suatu perbuatan bisa tidak baik dan tidak benar bagi seseorang, tetapi bisa benar dan baik bagi yang lain. Namun sebagaimana kebahagiaan, kebenaran dan kebaikan adalah kehadiran lewat perbuatan. Bahagialah manusia yang matanya mampu melihat kebaikan dan kebenaran, telinganya mampu mendengar kebaikan dan kebenaran, dan hati nuraninya tergetar oleh apa yang dilihat dan didengarnya.
Hiduplah dalam kebaikan dan kebenaran, karena dosa adalah sumber kedukaan. Celakalah mereka yang mati hati nuraninya terhadap kebaikan dan kebenaran, karena kedukaan mereka akan abadi. Tidak ada kebahagiaan tanpa kegembiraan dan suka cita. Suka cita itu juga kualitas. Bobotnya bisa berbeda-beda. Suka cita sejati adalah kebohongan, penuh permainan, tanpa beban, gratis terberi, dan mencukupi diri sendiri. Humor dan ketawa itu mahal harganya. Sebuah suka cita sanggup melenyapkan seribu duka, begitu pepatah China. Manusia harus berlatih diri untuk dapat menguasai sikap suka cita ini.
Suka cita adalah sikap penuh harapan, optimistik, tanpa beban meskipun berbeban, santai penuh permainan. Dalam permainan, kalah dan menang, berhasil dan kegagalan, hanyalah masalah waktu. Untuk itu diperlukan kesabaran, menerima apa yang memang tak terelakkan, karena manusia memang memiliki batas.
Tidak ada bahagia tanpa merasa puas atas kecukupannya. Manusia yang tidak pernah merasa puas dan tidak merasa cukup adalah penderitaan. Ibaratnya ular yang mau menelan gajah. Di sini kemiskinan menjamin kebahagiaan. Manusia yang tidak pernah merasa cukup, manusia serakah, tidak akan puas kalaupun harta seluruh dunia menjadi miliknya; kalaupun seluruh umat manusia di bawah perintahnya. Orang begini, surga pun dicelanya. Kritiknya tiada habis karena orang begini tidak mengenal kesempurnaan dan kesederhanaan.
Tidak ada bahagia tanpa kedamaian dan ketenteraman. Ini juga kualitas, kehadirannya hanya bisa diselami, dirasakan, oleh yang mengalaminya. Hati yang damai menikmati semua yang datang padanya, juga penderitaan. Mereka yang menolak sakit, menolak kematian, menolak kekurangan, menolak kegagalan, adalah penderitaan.
Itulah beberapa rumusan rasional tentang hidup bahagia. Jelas ini tidak memadai. Mereka yang bahagia tentu akan merasakan bahwa banyak aspek bahagia tidak disebabkan di sini. Bahagia itu tidak dapat dirumuskan, tidak dapat dikatakan. Ia ada, hadir, tanpa terasa, tetapi memang ada dan terasa bagi orang lain. Mereka yang bahagia tidak akan merasakan berlalunya waktu. Mereka yang bahagia terjebak dalam kekinian, yakni keabadian. Waktu manusia tidak cukup untuk menampung apa yang disebut manusia bahagia.
Mereka yang bahagia, cerdas dalam nurani, dalam spiritualitas. Spiritualitas berarti berkaitan dengan keseluruhan yang lebih luas, lebih dalam, dan lebih kaya, sehingga keterbatasan manusia diletakkan dalam cakrawala baru. Bahagia adalah kreatif, bukan konsumtif.
jadi kesimpulan dari yang diatas itu apa ? gua si kaga ngerti wkakak tapi katanya kalo kita mau liat kebahagiaan kita , kita seharusnya liat kebahagiaan orang lain ? gue selalu nyoba dan nyoba buat bisa bikin orang2 yang gue sayang bahagia, tapi itu semua percuma ! useless ! karena yang gue lakuin pasti aja selalu salah , gue capek kaya gini terus gue cape :'( gue juga nggak tau musti ngapain gue sendiri bingung -_- masalah itu datang lagi datang lagi kapan berentinya ? he intinya gue cape ama gidup gue sendiri i'm so tired of being me ! i wanna be free , i wanna be new and different .anything i'm not ! dari dulu gue selalu coba buat berubah tapi tetep kan nggak bisa malah niat baik gue selalu dianggep yang engga engga ama orang laen jadi gini deh kita itu manusia , manusia itu hidup saling membantu bukan ? jadi bisa kalian bantu gue ? ajarin apa yang gue nggak bisa, ajarin apa yang gue nggak ngerti karena gue itu masih bocah ingusan kan dimata kalian ? yang nggak ngerti apa-apa , egois , dan sebagainya deh yang tiba-tiba masuk ke kehidupan kalian bahkan mungkin ngerusak hidup kalian maafin gue yang udah bikin kacau hidup kalian :'( gue nggak ada maksud sama sekali nggak pernah kepikiran gue mau ngancurin hidup siapapun nggak pernah dan gue juga nggak pernah mau siapapun jadi pembenci gue gue nggak mau itu terjadi karena gue belum tau artinya hidup so please tell me something i don't know ajarin gue caranya berteman dengan baik ajarin gue caranya bersahabat dengan baik ajarin gue caranya bisa ngertiin kalian semua ajarin gue caranya kuat sama masalah-masalah yang gue hadapin ajarin gue caranya hidup yang benar dan sebagainya yang menurut kalian itu baik bantu perbaiki sikap gue yang ancur ini dan semua hal-hal yang jelek dari gue bantu gue nemuin kelebihan gue itu apa dan bantu gue cara mendapatkan kebahagiaan :) gue sangat sangat mengharapkan kalian jadi tolong bantu gue :) tapi itu juga if you want :)
gue udah cukup rapuh sama semua yang gue hadepin gue pengin banget ada yang selalu nyemangatin gue ,kasih gue support kasih gue perhatian, perlakuin gue kaya keluarga kalian sendiri :) tapi apa itu semua cuma mimpi buat gue ? bisa dibilang mimpi besar buat gue apa gue cuma bisa dibilang pemimpi ?
tolong bantu wujudkan mimpi gue ini :) gue pengin banget bisa buat orang lain bangga sama gue bukan buat orang lain benci dan benci lagi sama gue gue ga mau selalu dipandang sebelah mata terus menerus gue juga punya perasaan seengganya orang-orang itu anggap keberadaan gue dengan baik gue itu masih idup ! masih bernyawa dan gue harap kalian semua itu hargain keberadaan gue meskipun keberadaan gue mungkin sangat sangat ganggu kalian , gue minta maaf banget sama kalian did you forget ? that i was even alive !
Hi. My name is Lia. I'm 15. Indonesia. This is my blog. I post what i want.
I'm a relatively good girl. I don't eat my veggies. I have an absolutely sweet tooth and I like chocolates and candy floss although they make me look kiddish most of the time. I absolutely adore babies and toddlers and I often go gaga over them. oh and I liked novels. ice cream, chocolate and other things which could easily damage the teeth. hehe
oh iya , karna gue ngefans ama JB , gue bonusin game dress up JB deh :D
biar deh game nya ecek-ecek , yg penting JUSTIN BIEBER :))
about idol webmistress , JUSTIN BIEBER
Biography Justin Bieber
An old soul is the last thing you would expect to find inside Justin Bieber. But all it takes is one listen to the 15 year-old soul-singing phenomenon to realize that he is light years ahead of his manufactured pop peers.
After posting dozens of homemade videos on YouTube in 2007, where the multi-talented Bieber put his impeccable spin on songs from artists like Usher, Ne-Yo and Stevie Wonder, Justin racked up over 10,000,000 views purely from word of mouth.
“I started singing about three years ago,” says the Canadian native who grew up an only child in Stratford, Ontario. “I entered a local singing competition called Stratford Idol. The other people in the competition had been taking singing lessons and had vocal coaches. I wasn’t taking it too seriously at the time, I would just sing around the house. I was only 12 and I got second place.”
In an effort to share his victory with his loved ones, Justin began posting his performance footage online. “I put my singing videos from the competition on YouTube so that my friends and family could watch them,” he says. “But it turned out that other people liked them and they started subscribing to them. That’s how my manager found me. He saw me on YouTube and contacted my family and now I’m signed!”
Seven months after Justin started posting his videos online, former So So Def marketing executive Scooter Braun flew the then 13-year old singer to Atlanta, GA to meet with his elite colleagues. As if Justin’s natural singing talent wasn’t enough to impress Scooter’s inner circle, Braun knew Bieber was also a self-taught musician who plays the drums, guitar, piano and trumpet.
“Right when we flew into Atlanta, Scooter drove us to the studio and Usher was there in the parking lot,” remembers Bieber. “That was my first time ever being out of Canada so I went up to him and was like, ‘Hey Usher, I love your songs, do you want me to sing you one?’ He was like, ‘No little buddy, just come inside, it’s cold out.’”
All it took was a short time online for Usher to realize he was in the company of a future superstar. “A week later Usher flew me back to Atlanta,” says Bieber. “I sang for him and his people and he really wanted to sign me then and there but I still had a meeting with Justin Timberlake who also wanted to sign me. It turned out Usher’s deal was way better. He had L.A. Reid backing him up and Scooter had a lot of really good connections in Atlanta. I always tease Usher now and remind him he how he blew me off the first time we met.”
In October of 2008, Justin Bieber officially signed to Island Records. His debut album, My World is an intimate look into the mind of a budding young renaissance man. With production from star hit men like The Dream and Tricky Stewart who produced “Umbrella” for Rihanna and Beyonce’s latest smash, “Single Ladies (Put A Ring On It),” Justin has everything he needs to achieve pop supremacy.
His first single, “One Time” produced by Tricky, is about one of Justin’s favorite topics, puppy love. Usher joins Justin on “First Dance” where the two share verses on a song that Bieber describes as, “A slow groovy song that people can dance to.” On the Midi-Mafia produced “Down to Earth” Justin digs deep to talk about growing up. “Bigger” finds the teenaged singer maturing at a steady rate, while motivating his listeners to strive for their goals.
“I’m looking forward to influencing others in a positive way,” says Justin. “My message is you can do anything if you just put your mind to it. I grew up below the poverty line; I didn’t have as much as other people did. I think it made me stronger as a person it built my character. Now I have a 4.0 grade point average and I want to go to college and just become a better person.”
A virtually untapped well of natural artistic talent, Justin Bieber is primed to be a solid force in music for many years to come. “I think older people can appreciate my music because I really show my heart when I sing, and it’s not corny,” he says. “I think I can grow as an artist and my fans will grow with me.” And just think, he’s just getting started.
nih fb gue Lia Yulianti
kalo ini twitter
nah kalo ini plurk
alamat rumah gue ? telpon gue ? tunggu yeee kalo mau follow dulu twitter gue oke? :D
ini acc youtube gue
ini tumblr gue.